Evaluasi Tingkat Risiko Keluhan Muskuloskeletal Berdasarkan Metode Nordic Body Map dan RULA Pada Redesain Alat Pemipil Jagung

The corn shelling process in Desa Sahan, Kabupaten Bengkayang, is still done by hand. This condition can cause musculoskeletal complaints such as back pain, neck pain and other fatigue the body. Based on observation, it necessary to analyze redesign sheller reduce felt farmers. study aims identify working posture when evaluate using designed sheller. combines of RULA analysis with Nordic Body Map anthropometric data designing NBM was used points workers. Anthropometry determine dimensions Computer Aided Three Dimensional Interactive Application (CATIA) software application simulate a mannequin simulation. result showed there reduction score existing equipment compared at nine body points. analysis, dimension design are reach hands forward, width hips height knees sitting. results concluded that decrease from 7 condition, which means dangerous must get immediate action 3, not needs further review. indicates redesigned for has reduced risk complaints. Proses Pemipilan jagung di masih dilakukan secara manual menggunakan tangan. Hal ini dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal seperti nyeri pada punggung, leher dan kelelahan lain tubuh. Berdasarkan temuan observasi, maka diperlukan analisis usulan alat yang membantu dalam mengurangi dirasakan petani saat memipil jagung. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap postur kerja melakukan mengevaluasi pemipil hasil rancangan. mengombinasi penggunaan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) bersama (NBM) antropometri perancangan digunakan titik-titik pekerja. Antropometri penentuan ukuran dimensi tubuh pekerja sebagai masukan Sedangkan aplikasi simulasi dengan mannequin. Hasil penelitian didapat bahwa terjadi pengurangan skor kondisi dibandingkan beberapa titik antropometri, adalah jangkauan tangan ke depan, lebar pinggul tinggi lutut duduk. menyimpulkan penurunan dari berarti berbahaya harus mendapat tindakan segera menjadi 3 tidak namun perlu peninjauan lanjut. mengindikasikan redesain Bengkayang telah risiko terjadinya muskuloskeletal.